Rabu, 14 Desember 2016

Dita Kurniarti Atmadji

Bukan. Bukan aku lupa, tapi sengaja. Selamat tanggal 14 Dita. Maaf tidak ada lilin atau kembang api, bunga atau sekedar pelukan waktu itu. Hari bahagiamu memang sudah lewat. Tapi ini Desember, bulan dengan banyak hujan. Seingatku kamu suka hujan. Meski begitu aku juga menyukainya, Desember. Entah kenapa.
Pernah ingat pembicaraan kita waktu itu, kamu minta aku menulis sesuatu. Ini yang akan ku tulis. Dibaca cepat saja, isinya bukan apa-apa. Aku tidak semanis kamu, atau sepuitis kamu. Setidaknya aku menulis jujur. Itu caraku. Tapi aku tetap berharap mendapat satu senyum.
Semoga kamu bahagia. Entah berapa kali aku mengucap itu tapi benar Dit, berbahagialah. Entah mau apapun caranya meski dianggap tidak benar pun lakukan saja apa-apa yang membuatmu bahagia jangan pernah ragu memutuskan langkah. Aku mendengar banyak soal kamu, beberapa hal kuartikan sendiri sebagian lain berusaha kupahami. Mereka tidak mengerti soal kamu, termasuk aku. Mereka banyak mengartikan keliru soal tingkahmu dan juga sikapku. Tapi biar saja, percuma menjelaskan, didengar saja tidak apalagi mengerti. Benar kan? Tapi biar saja toh aku dan kamu mengerti apa-apa yang sebaiknya memang cukup dimengerti dan dipahami.
Dita, maaf ya. Jika pernah dalam sekali waktu aku tidak sengaja menyakiti atau berbicara seenak hati. Bertindak semauku, sudahlah aku perempuan bulan Juli, punya dua sisi darahku B-major garis keras dan dihighlight warna kuning. Tapi aku selalu tahu kamu mengerti, entah mengapa. Maaf pernah sedikit atau mungkin banyak membuat kamu merasa tidak enak hati atas posisiku disini semoga kamu mengerti. Toh nyatanya sampai detik ini mungkin prasangka-prasangka yang pernah ada itu tidak terjadi.
Terimakasih. Karena dari kamu aku belajar. Hal-hal yang tidak diajarkan oleh kedua orangtuaku, teman-temanku yang lain, atau buku-buku yang kubaca. Belajar bagaimana menyayangi dan disayangi. Bagaimana menggunakan hati karena selama ini kubuang jauh-jauh perasaan semacam itu. Tapi mendengar cerita-ceritamu aku banyak mendapat pengetahuan yang lain dari sisi yang lain soal laki-laki dan perempuan. Sisi lain soal bagaimana menyayangi dengan tidak melupakan Tuhan.
Aku suka laut, tempat dengan pohon-pohon tinggi yang kayunya kokoh, suka nasi bungkus yang dibungkus daun pisang di pasar pagi dan suka kopi indomaret. Nanti kapan kalau ada waktu mari kita bertemu lagi dengan salah satu hal-hal yang kusuka diatas itu. Saling bicara, soal apa saja yang bisa dibicarakan. Ah ya, teh manis jangan lupa. Semoga, apa-apa yang disemogakan baik akan menjadi baik seperti adanya.
Sudah ya, segini aja tulisanku buat kamu. Selamat memiliki angka 14 itu lagi untuk dirimu sendiri. Ah ya, aku menulis ini malam tadi jika kamu ingin tahu. Kotaku malam ini dingin. Dingin sekali. Bagaimana tempatmu?


Dariku,
yang janjiin kamu 2bungkus kitkat greentea.



Minggu, 11 Desember 2016

Diluar hujan
Aku ingin menjadi teh hangat,
untuk sebuah senyum kudapat.
Nyatanya
Aku hanya sebuah gelas,
dari genggaman yang terlepas
Maka sudah
Tak ada artinya,
Tersisa pecahan kaca yang tidak berharga.