Senin, 14 Maret 2016

Mau merokok? Terserah.

Tolong jangan artikan kata terserah dariku, bukan berarti aku ngambek atau gimana. Bukan berarti pula aku berhenti perhatian dan membiarkanmu menghisap benda yang entah mengapa ku percayai bisa mmebunuh. Aku berkata terserah karena kurasa kamu cukup dewasa tuk tahu dan paham benar atas kesehatanmu.

Mengapa? Karena mungkin kamu mengenal benda itu jauh sebelum pertemuan pertama kita. Mungkin kamu menghafal lekuknya melebihi kamu hafal genggaman tanganku, dan mungkin kamu teramat baik menikmati baunya melebihi harum parfumku, dan bisa jadi kamu lebih nyaman bersamanya (dulu) sebelum adanya aku. Tak apa, kan kucoba mengerti meski jauh didalam sana kuharap kamu berhenti bukan karenaku atau untukku tapi atas kepentingan dirimu.

Tapi, jika aku boleh meminta bisakah kamu tidak merokok saat kita makan berdua hai laki-laki entah mana yang kan bersamaku nanti. Jika kamu tanya kenapa, jawabnya sederhana, Aku hanya ingin berdua menikmati makan denganmu tanpa benda lain diantara kita. Untuk yang satu itu aku tidak suka.

Silahkan habiskan waktumu merokok saat lengang, ketika pikiranmu tengah kacau dan hadirku tak dapat menenangkan atau mungkin bisa menjadi objek lain kemarahanmu. Aku tak apa, meski akan cemburu. 

Tahu apa hal yang paling kumau? berdua tanpa apapun dikedua tanganmu, aku ingin kamu menggenggam tanganku, selalu. Aku ingin hanya ada aku dan kamu diantara hujan diluar jendela sana karena kamu harus tahu aku tak pernah berteman dengan hujan, atau suara ombak yang menderu dan bisingnya jalan kota. Aku ingin menikmati semuanya bersama. Aku hanya tak suka membagimu, apapun alasannya.

Senin, 07 Maret 2016

Mungkin ini lucu.

Mau tahu apa yang lucu? Takdir. Ya atau tidak, memang kadang selucu itu.
Seperti saat suatu siang kamu berdoa agar laki-laki di shaf depan menjadi imam sholat sepanjang hidupmu. Selucu itu kamu meminta pada Tuhan untuk mengabulkan doa sederhana. Itu tidak sederhana, menginginkan orang yang sempurna dengan segala kurangmu? Tidak tahu diri.

Atau saat hujan turun sementara jadwal kuliah menunggumu, kamu berdoa agar hujan berhenti. Tapi apakah seketika doamu dijawab? Tidak. 
Tuhan menginginkan usahamu. Begitulah janjinya. Mungkin dibiarkannya hujan agar kamu sabar serta lain hal.

Dan mungkin, ini salah satu skenario lucu diantara yang lucu lainnya. Disaat kamu berharap orang yang datang dengan segala hal dalam dirinya seperti yang kamu mau nyatanya Tuhan mendatangkan seseorang yang tak pernah terpikir. Anggaplah dia "seorang teman dari masa lalu".
Dengan sangat tidak sopan dia mendadak muncul llau hilang sekejap. Tak bersisa tanpa tanda tak berbekas. Semua pagar yang kamu bangun dirobohkan dalam hitungan detik, dia merusak tanpa memperbaiki. 

Lalu mau marah? Pada siapa? Takdir? atau kebodohanmu? Bah! sia-sia. Coba berpikirlah sedikit, bukankah ini agak lucu? betapa akhirnya kamu jatuh padahal bukan dia alasanmu menuju. Dan pada akhirnya kamu merengkuh wajahnya dalam sendu, menyebut namanya dengan rindu. Pada akhirnya hal-hal lucu yang terjadi dan kamu mengimbanginya. Tidak menolak bukan, malah menikmati?

Ini bukan salahmu, atau salahnya atau salah siapapun. Bukan. Ini hanya sepenggal kisah lucu yang mampir diantara hidupmu yang kaku. Sadarilah kamu terlalu naif bahkan egois. Berhenti berpikir seidealis itu. Ya. Kamu tahu apa itu luka dan bagaimana merawatnya. Semua yang terjadi hanyalah kisah yang mampir agar hidupmu lebih bahagia penuh haru dan sedikit lucu. Jangan mengelak ini terdengar sangat lucu, suatu hari nanti kamu akan menganggapnya begitu percayalah padaku.


Jumat, 04 Maret 2016

Bagaimana bisa seramai ini tapi rasanya sepi?
Bagaimana bisa tawa menyebar segala penjuru tapi rasanya kelu?
Bagaimana bisa aku berkata baik saja tapi serasa hampa?
Bagaimana bisa laki-laki di depanku serupa kamu?
Bagaimana bisa kamu tertahan kepala meski ragamu tak lagi ada?

Rabu, 02 Maret 2016

Diluar sedang hujan, sayang.

Menangislah diluar sedang hujan. Takkan ada yang tau takkan ada yang peduli, pun mereka takkan mengerti. Meski banyak tangan mengayun, banyak pundak disebelahmu begitu pula senyum yang ditebar kearahmu.
Mereka takkan pernah tahu, jangan memaksa atau marah biarkan saja yang kamu tahu jadi milikmu bukan dia apalagi mereka. Biarkan saja sumbang disetiap langkahmu karena mereka hanya sekedar melihat tanpa mendengar atau sebaliknya.
Maka itu mengangislah sekarang saja, hujan baru turun sedemikian deras dan kiranya takkan lama. Cepatlah jangan beranjak. Pulanglah selagi sempat agar tak ada yang tahu telah banyak air mata bersimbah, biarkan ikut mengalir menuju laut atau mengering bersama tanah.
Semua akan pada tempatnya. Ambil cermin disebelahmu benahi rambutmu yang basah, duduklah didekat jendela karena yang menyayangimu akan segera pulang saat hujan reda.