Tolong jangan artikan kata terserah dariku, bukan berarti aku ngambek atau gimana. Bukan berarti pula aku berhenti perhatian dan membiarkanmu menghisap benda yang entah mengapa ku percayai bisa mmebunuh. Aku berkata terserah karena kurasa kamu cukup dewasa tuk tahu dan paham benar atas kesehatanmu.
Mengapa? Karena mungkin kamu mengenal benda itu jauh sebelum pertemuan pertama kita. Mungkin kamu menghafal lekuknya melebihi kamu hafal genggaman tanganku, dan mungkin kamu teramat baik menikmati baunya melebihi harum parfumku, dan bisa jadi kamu lebih nyaman bersamanya (dulu) sebelum adanya aku. Tak apa, kan kucoba mengerti meski jauh didalam sana kuharap kamu berhenti bukan karenaku atau untukku tapi atas kepentingan dirimu.
Tapi, jika aku boleh meminta bisakah kamu tidak merokok saat kita makan berdua hai laki-laki entah mana yang kan bersamaku nanti. Jika kamu tanya kenapa, jawabnya sederhana, Aku hanya ingin berdua menikmati makan denganmu tanpa benda lain diantara kita. Untuk yang satu itu aku tidak suka.
Silahkan habiskan waktumu merokok saat lengang, ketika pikiranmu tengah kacau dan hadirku tak dapat menenangkan atau mungkin bisa menjadi objek lain kemarahanmu. Aku tak apa, meski akan cemburu.
Tahu apa hal yang paling kumau? berdua tanpa apapun dikedua tanganmu, aku ingin kamu menggenggam tanganku, selalu. Aku ingin hanya ada aku dan kamu diantara hujan diluar jendela sana karena kamu harus tahu aku tak pernah berteman dengan hujan, atau suara ombak yang menderu dan bisingnya jalan kota. Aku ingin menikmati semuanya bersama. Aku hanya tak suka membagimu, apapun alasannya.