Minggu, 15 November 2015

Yang seharusnya kamu mengerti ialah perempuan ini tidak pernah baik-baik saja,  setelah kepergianmu.

Rabu, 04 November 2015

Yang datang lagi, luka.

Aku mendengar sebuah kabar di kala senja sebelum malam
1 menit, 2 menit, 3 menit...
Kepalaku meriah buncah bahagia bergabung dengan riuh angin
Kabar yang pernah lama kunanti kini datang lagi
Kuharap itu cinta; yang sering disebut orang diluar sana
Yang sedang diramaikan dalam bait tulisan dewasa yang pernah kurasa meski dalam jeda
Dia datang. Cepat tanpa aba atau sapaan salam
Berbungkus rapi warna jingga namun senyumku berubah masam
Ternyata, yang datang lagi sebuah luka.
Benarkah untukku? 
Mengapa datang lagi?
Apa tidak bosan denganku?
Percuma yang kamu bawa tak cukup meruntuhkanku, sungguh.
Berhentilah mendatangiku luka biarkan jalanmu menujuku digantikan cinta,

Senin, 02 November 2015

Hai, kamu.

Kepada kamu, apa yang sedang mengganggu?
sini duduk denganku, ada kopi untukmu.
Apakah kamu, masih menyesap kopi dengan takaran 2:1 tanpa susu?  
  Bolehkah, aku duduk sebagai teman menyesap kopimu.
Aku tidak suka melihatmu sendiri biarkan ada yang mengisi malam dengan pembicaraan diantaramu, 

tidak hanya pahit kopi yang kamu ulang tiap waktu.
Apa yang kamu cari didasar kopi itu, pembenaraan masa lalu? 

atau angan semu yang mengisi mimpimu?
Ah, aku suka melihat kopi di tangan kananmu, selalu. 

Maukah membaginya denganku? barangkali ada sepotong hati baru untukmu.


Bisa jadi, aku.