Bukan. Bukan aku lupa, tapi
sengaja. Selamat tanggal 14 Dita. Maaf tidak ada lilin atau kembang api, bunga atau sekedar pelukan waktu itu. Hari bahagiamu memang sudah lewat. Tapi ini
Desember, bulan dengan banyak hujan. Seingatku kamu suka hujan. Meski begitu
aku juga menyukainya, Desember. Entah kenapa.
Pernah ingat pembicaraan kita
waktu itu, kamu minta aku menulis sesuatu. Ini yang akan ku tulis. Dibaca cepat
saja, isinya bukan apa-apa. Aku tidak semanis kamu, atau sepuitis kamu.
Setidaknya aku menulis jujur. Itu caraku. Tapi aku tetap berharap mendapat satu
senyum.
Semoga kamu bahagia. Entah berapa
kali aku mengucap itu tapi benar Dit, berbahagialah. Entah mau apapun caranya
meski dianggap tidak benar pun lakukan saja apa-apa yang membuatmu bahagia
jangan pernah ragu memutuskan langkah. Aku mendengar banyak soal kamu, beberapa
hal kuartikan sendiri sebagian lain berusaha kupahami. Mereka tidak mengerti
soal kamu, termasuk aku. Mereka banyak mengartikan keliru soal tingkahmu dan
juga sikapku. Tapi biar saja, percuma menjelaskan, didengar saja tidak apalagi
mengerti. Benar kan? Tapi biar saja toh aku dan kamu mengerti apa-apa yang
sebaiknya memang cukup dimengerti dan dipahami.
Dita, maaf ya. Jika pernah dalam
sekali waktu aku tidak sengaja menyakiti atau berbicara seenak hati. Bertindak
semauku, sudahlah aku perempuan bulan Juli, punya dua sisi darahku B-major
garis keras dan dihighlight warna kuning. Tapi aku selalu tahu kamu mengerti,
entah mengapa. Maaf pernah sedikit atau mungkin banyak membuat kamu merasa
tidak enak hati atas posisiku disini semoga kamu mengerti. Toh nyatanya sampai
detik ini mungkin prasangka-prasangka yang pernah ada itu tidak terjadi.
Terimakasih. Karena dari kamu aku
belajar. Hal-hal yang tidak diajarkan oleh kedua orangtuaku, teman-temanku yang
lain, atau buku-buku yang kubaca. Belajar bagaimana menyayangi dan disayangi.
Bagaimana menggunakan hati karena selama ini kubuang jauh-jauh perasaan semacam
itu. Tapi mendengar cerita-ceritamu aku banyak mendapat pengetahuan yang lain
dari sisi yang lain soal laki-laki dan perempuan. Sisi lain soal bagaimana
menyayangi dengan tidak melupakan Tuhan.
Aku suka laut, tempat dengan
pohon-pohon tinggi yang kayunya kokoh, suka nasi bungkus yang dibungkus daun
pisang di pasar pagi dan suka kopi indomaret. Nanti kapan kalau ada waktu mari
kita bertemu lagi dengan salah satu hal-hal yang kusuka diatas itu. Saling
bicara, soal apa saja yang bisa dibicarakan. Ah ya, teh manis jangan lupa.
Semoga, apa-apa yang disemogakan baik akan menjadi baik seperti adanya.
Sudah ya, segini aja tulisanku
buat kamu. Selamat memiliki angka 14 itu lagi untuk dirimu sendiri. Ah ya, aku menulis ini malam tadi jika kamu ingin tahu. Kotaku malam
ini dingin. Dingin sekali. Bagaimana tempatmu?
Dariku,
yang janjiin kamu 2bungkus kitkat greentea.