Senin, 29 Februari 2016

Kepalaku riuh 
Tapi mengapa sekeliling berisi sepi
Hatiku mungkin patah
Tapi mengapa senyum masih merekah
Sepertinya aku rindu laut
Karena ku bosan memungut kalut
Atau mungkin aku hanya lelah
Seringnya terlalu bersama asa

Teruntuk kamu.

Teruntuk seorang yang datang hari itu,
Hai kamu, yang pernah mengiyakan sayang dan mengeja namaku dengan lucu menatapku dengan senyum hingga sudut mata itu, aku lelah mengingat semua kumohon segera menjauh.
Kepada kamu, yang pernah menulis dongeng berisi asa di meja sebelahkanan itu aku ingin membuangnya jauh sejauh aku mampu.
Dan terakhir, untuk kamu yang sedang bersama mungkin bahagia dengan entah perempuan brengsek darimana itu terlukalah demi aku.


dariku,
Perempuan disebelah kirimu, dulu. 

Kamis, 25 Februari 2016

Aku hanya sedang terluka

Aku lelah terluka
Entah itu dengan kata ataupun tingkah karena rasannya sama
Aku lelah menunggu luka yang kan mengering lama
Aku lelah merasa asing dan marah pada waktu yang sama
Dan aku bosan dengan pertanyaan mengapa?
Kenapa mereka tak diam dan melihat saja
Aku hanya lelah terluka dan tak ingin bicara.
Biar saja nanti kan sembuh pada waktunya
Meski kutahu bukan esok ataupun lusa
Aku hanya sedang terluka tak butuh perasaan iba.
Biar saja luka ini menganga
Biar saja malamku habis dengan airmata
Hanya tolong sekali ini saja berhentilah bertanya mengapa.

Rabu, 24 Februari 2016

Berjalanlah lurus

Berjalanlah lurus meski diseberang ada kedai warna-warni melambaikan tangan kearahmu
Berjalanlah lurus meski tercium aroma seduhan kopi seolah memikatmu
Berjalanlah lurus meski jalan didepanmu berkelok tajam pun banyak lubang menghambatmu
Berjalanlah lurus kamu, jangan ragu ataupun mengeluh.
Berjalanlah lurus dengan sesekali menengok langit tuk tahu matahari atau bulan yang menemanimu.
Berjalanlah lurus dan jangan lupa menunduk barangkali tali sepatumu tak lagi menyatu.